Selasa, 27 Desember 2016


B. URAIAN MATERI

1.      Deskripsi Singkat
Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah. Pada manusia untuk menghasilkan keturunan yang baru diawali dengan peristiwa fertilisasi. Sehingga dengan demikian reproduksi pada manusia dilakukan dengan cara generatif atau seksual.

2.      Kompetensi Dasar
Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses yang meliputi pembentukan sel kelamin, ovulasi, menstruasi, fertilisasi, kehamilan, dan pemberian ASI, serta kelainan penyakit yang dapat terjadi pada sistem reproduksi manusia.
      Kompetensi inti :
Mengidentifikasi dan menjelaskan struktur, dan fungsi organ reproduksi pada manusia.

3.      Penyajian

1.  Sistem Reproduksi Pria
a.  Organ reproduksi
Alat kelamin pria berfungsi menghasilkan gamet jantan, yaitu spermatozoa (sperma). Alat kelamin pria dibedakan menjadi alat kelamin dalam (internal) dan alat kelamin luar(eksternal).
1) Organ Internal
   Alat kelamin dalam terdiri atas:
a)  Testis
Testis atau buah zakar adalah bagian dari organ reproduksi pria, terletak di bawah penis, dalam scrotum (kantung zakar). Testis merupakan organ kecil dengan diameter sekitar 5 cm pada orang dewasa. Testis membutuhkan suhu lebih rendah dari suhu badan (36,7oC) agar dapat berfungsi secara optimal. Oleh karena itu, testis terletak di luar tubuh di dalam suatu kantong yang disebut skrotum.
Pria memiliki sepasang testis yang berbentuk oval berada di kiri dan kanan untuk memproduksi sperma. Sepasang testis ini dibungkus oleh lipatan kulit berbentuk kantung yang disebut kantung zakar (skrotum). Fungsi testis adalah alat untuk menghasilkan sperma dan hormon kelamin jantan yang disebut testoteron. Hormon inilah yang membuat ‘sifat jantan’, seperti otot-otot yang menonjol, suara besar, dan sebagainya.
Didalam testis terdapat saluran-saluran halus yang disebut tubulus seminiferus yang merupakan tempat pembentukan spermatozoa. Di belakang masing-masing terdapat epididimis. Dari masa puber (akil balig) sampai sepanjang hidupnya pria memproduksi sperma setiap waktu. Testis merupakan tempat pembentukan sel kelamin jantan (spermatozoa) dan hormon kelamin (testosteron). Pada testis terdapat pembuluh-pembuluh halus yang disebut tubulus seminiferus. Pada dinding tubulus seminiferus terdapat calon-calon sperma (spermatogonium yang diploid. Di antara tubulus seminiferus terdapat sel-sel intertisisial yang menghasilkan hormon testosteron dan hormon kelamin jantan lainnya. Selain itu, terdapat pula sel-sel berukuran besar yang berfungsi menyediakan makanan bagi spermatozoa, sel ini disebut sel sertoli. Hormon testosteron ini juga akan menentukan sikap mental seorang laki-laki, serta penampilan kejantanan tubuhnya. Tanpa hormon ini seorang laki-laki akan berkulit lembut, lemah gemulai, seperti ciri-ciri seorang wanita.



Gambar 1. Struktur reproduksi pria tampak depan
(Sumber: Campbell Jilid 9, 2011) 

b)  Saluran pengeluaran
Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam alat reproduksi pria terdiri atas saluran epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi, dan uretra.
1.   Saluran epididimis
Saluran ini berjumlah sepasang dan merupakan saluran yang berkelok-kelok yang keluar dari testis. Saluran epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai sperma matang dan bergerak ke vas deferens.
2.   Vas deferens
Vas deferens merupakan sambungan dari epididimis. Saluran ini tidak menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat. Fungsi saluran ini adalah sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju kantung semen (kantung mani/vesikula seminalis).Vas deferens menghasilkan sekret dan kelenjarFungsi dari sekret ini antara lain seperti berikut:
v  Menyediakan zat gizi yang dibutuhkan oleh spermatozoa, seperti karbohidrat, vitamin, dan asam amino. Karbohidrat yang dibutuhkan dalam bentuk fruktosa.
v  Sekret bersifat basa yaitu memiliki pH 7,2–7,4, sehingga dapat menetralkan asam yang terdapat di liang senggama wanita. Karena spermatozoa dapat mati jika berada pada pH asam.
v  Sekret mengandung lendir pelumas dan zat yang disebut prostaglandin yang dapat merangsang pergerakan dinding rahim Sperma bersama sekret inilah yang disebut dengan air mani atau semen. Di dalam vas deferens, sperma dapat bertahan hidup selama 6 minggu, tetapi apabila berada pada tubuh wanita hanya bertahan selama 1-2 hari.
3.   Saluran ejakulasi
Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung semen dengan uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra.
4.   Uretra
Uretra adalah saluran yang menghubungkan kantung kemih ke lingkungan luar tubuh. Uretra berfungsi sebagai saluran pembuangan baik pada sistem kemih atau ekskresi maupun pada sistem seksual. Pada pria, uretra berfungsi juga dalam sistem reproduksi sebagai saluran pengeluaran air mani. Pada pria, panjang uretra sekitar 20 cm dan berakhir pada akhir penis

c)      Kelenjar kelamin laki-laki
Saluran kelamin dilengkapi dengan tiga kelenjar yang dapat mengeluarkan getah atau semen. Kelenjar-kelenjar ini, antara lain vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar bulbouretral (Cowper).
1.   Vesikula seminalis
Vesikula seminalis terletak di belakang kantung kemih disebut juga kantung semen. Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber makanan bagi sperma. Vesikula seminalis berjumlah sepasang dan terletak di atas dan bawah kandung kemih. Vesikula seminalis menghasilkan 60% dari volume total semen. Cairan dari vesikula seminalis berwarna jernih, kental mengandung lendir, asam amino, dan fruktosa. Cairan ini berfungsi memberi makan sperma. Selain itu, vesikula seminalis juga mengekskresikan prostaglandin yang berfungsi membuat otot uterin berkontraksi untuk mendorong sperma mencapai uterus.
2.   Kelenjar prostat
Kelenjar prostat terletak di bawah kantung kemih dan merupakan pertemuan antara uretra dengan vas deferens. Kelenjar prostat berukuran lebih besar dibandingkan dua kelenjar lainnya. Cairan yang dihasilkan encer seperti susu dan bersifat alkalis sehingga dapat menyeimbangkan keasaman residu urin di uretra dan keasaman vagina. Cairan ini langsung bermuara ke uretra lewat beberapa saluran kecil.
3.   Kelenjar bulbouretral atau kelenjar Cowper.
Kelenjar ini kecil, berjumlah sepasang, dan terletak di sepanjang uretra. Cairan kelenjar ini kental dan disekresikan sebelum penis mengeluarkan sperma dan semen. Kelenjar Cowper terletak di belakang kelenjar prostat dan langsung menuju uretra. Kelenjar prostat dan kelenjar Cowper berfungsi untuk menghasilkan sekret (hasil produksi kelenjar) untuk memberi nutrisi dan mempermudah gerakan spermatozoa.
  
2)   Organ Eksternal
Alat kelamin luar pria, yaitu berupa penis dan skrotum. Penis adalah organ yang berperan untuk kopulasi (persetubuhan). Kopulasi adalah penyimpanan sperma dari alat kelamin jantan (pria) ke dalam alat kelamin betina (wanita). Penis pada pria dapat mengalami ereksi. Ereksi adalah penegangan dan pengembangan penis karena terisinya saluran penis oleh darah. Skrotum pada pria di kenal dengan buah zakar. Di dalam buah zakar ini terdapat testis.
a)     Penis
Penis (dari bahasa Latin phallus yang artinya ekor) adalah alat kelamin jantan dan juga berfungsi sebagai organ eksternal untuk urinasi. Penis terdiri atas tiga rongga yang berisi jaringan spons. Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa. Bila ada suatu rangsangan, maka rongga tersebut akan terisi penuh oleh darah sehingga penis menjadi tegang dan mengembang (ereksi).
b)    Scrotum (kantung zakar)
Scrotum merupakan kantung yang di dalamnya berisi testis. Scrotum berjumlah sepasang, yaitu scrotum kanan dan scrotum kiri. Di antara scrotum kanan dan scrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos.



Gambar 2.Struktur alat reproduksi pria
(Sumber: Campbell Jilid 9, 2011)
b.      Spermatogenesis
Spermatogenesis merupakan proses pembentukan dan pematangan spermatozoa (sel benih pria). Spermatogenesis dimulai dengan pertumbuhan spermatogonium menjadi sel yang lebih besar disebut spermatosit primer. Sel-sel ini membelah secara mitosis menjadi dua spermatosit sekunder yang sama besar, kemudian mengalami pembelahan meiosis menjadi empat spermatid yang sama besar. Spermatid adalah sebuah sel bundar dengan sejumlah besar protoplasma dan merupakan gamet dewasa dengan sejumlah kromosom haploid. Proses ini berlangsung dalam testis (buah zakar) dan lamanya sekitar 72 hari. Proses spermatogenesis sangat bergantung pada mekanisme hormonal tubuh.
Spermatozoa (sperma) yang normal memiliki kepala dan ekor, di mana kepala mengandung materi genetik DNA, dan ekor yang merupakan alat pergerakan sperma. Sperma yang matang memiliki kepala dengan bentuk lonjong dan datar serta memiliki ekor bergelombang yang berguna mendorong sperma memasuki air mani. Kepala sperma mengandung inti yang memiliki kromosom dan juga memiliki struktur yang disebut akrosom. Akrosom mampu menembus lapisan jelly yang mengelilingi telur dan membuahinya bila perlu. Sperma diproduksi oleh organ yang bernama testis dalam kantung zakar. Hal ini menyebabkan testis terasa lebih dingin dibandingkan anggota tubuh lainnya. Pembentukan sperma berjalan lambat pada suhu normal, tapi terus-menerus terjadi pada suhu yang lebih rendah dalam kantung zakar.
Pada tubulus seminiferus testis terdapat sel-sel induk spermatozoa atau spermatogonium. Selain itu juga terdapat sel Sertoli yang berfungsi memberi makan spermatozoa juga sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus. Sel Leydig berfungsi menghasilkan testosteron. Spermatogonium berkembang menjadi sel spermatosit primer. Sel spermatosit primer bermiosis menghasilkan spermatosit sekunder. Spermatosit sekunder membelah lagi menghasilkan spermatid. Spermatid berdeferensiasi menjadi spermatozoa masak. Bila spermatogenesis sudah selesai, maka ABP(Androgen Binding Protein) testosteron tidak diperlukan lagi, sel Sertoli akan menghasilkan hormon inhibin untuk memberi umpan balik kepada hiposis agar menghentikan sekresi FSH dan LH. Kemudian spermatozoa akan keluar melalui uretra bersama-sama dengan cairan yang dihasilkan oleh kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar Cowper. Spermatozoa bersama cairan dari kelenjar-kelenjar tersebut dikenal sebagai semen atau air mani. Pada waktu ejakulasi, seorang laki-laki dapat mengeluarkan 300 – 400 juta sel spermatozoa. Pada laki-laki, spermatogenesis terjadi seumur hidup dan pelepasan spermatozoa dapat terjadi setiap saat.
Pada akhir proses, terjadi pertumbuhan dan perkembangan atau diferensiasi yang rumit, tetapi bukan pembelahan sel, yaitu mengubah spermatid menjadi sperma yang fungsional. Nukleus mengecil dan menjadi kepala sperma, sedangkan sebagian besar sitoplasma dibuang. Sperma ini mengandung enzim yang memegang peranan dalam menembus membran sel telur.


                                                       Gambar 3. Proses spermatogenesis
                                                           (Sumber: Campbell Jilid 9, 2011)



Spermatogenesis terjadi secara diklik di semua bagian tubulus seminiferus. Di setiap satu bagian tubulus, berbagai tahapan tersebut berlangsung secara berurutan. Pada bagian tubulus yang berdekatan, sel cenderung berada dalam satu tahapan lebih maju atau lebih dini. Pada manusia, perkembangan spermatogonium menjadi sperma matang membutuhkan waktu 16 hari. Spermatogenesis dipengaruhi oleh hormon gonadotropin, Follicle Stimulating Hormone (FSH), Luteinizing hormone (LH), dan hormon testosteron.
Hal yang mengagumkan dari kerja tubulus seminiferus adalah mampu memproduksi sperma setiap hari sekitar 100 juta spermatozoa. Jumlah yang normal spermatozoa berkisar antara 35–200 juta, tetapi mungkin pada seseorang hanya memproduksi kurang dari 20 juta, maka orang tersebut dapat dikatakan kurang subur. Biasanya faktor usia sangat berpengaruh terhadap produksi sperma. Seorang laki-laki yang berusia lebih dari 55 tahun produksi spermanya berangsur-angsur menurun. Pada usia di atas 90 tahun, seseorang akan kehilangan tingkat kesuburan. Selain usia, faktor lain yang mengurangi kesuburan adalah frekuensi  melakukan hubungan kelamin. Seseorang yang sering melakukan hubungan kelamin akan berkurang kesuburannya. Hal ini disebabkan karena sperma belum sempat dewasa sehingga tidak dapat membuahi sel telur. Berkebalikan dengan hal itu, apabila sperma tidak pernah dikeluarkan maka spermatozoa yang telah tua akan mati lalu diserap oleh tubuh.
c.   Hormon reproduksi pada pria
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon. Hormon-hormon tersebut adalah sebagai berikut:
1)   Testosteron
Testosteron adalah hormon yang bertanggung jawab terhadap pertumbuhan seks sekunder pria seperti pertumbuhan rambut di wajah (kumis dan jenggot), pertambahan massa otot, dan perubahan suara. Hormon ini diproduksi di testis, yaitu di sel Leydig. Produksinya dipengaruhi oleh FSH (Follicle Stimulating Hormone), yang dihasilkan oleh hipofisis. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder. Hormon ini berfungsi merangsang perkembangan organ seks primer pada saat embrio, mempengaruhi perkembangan alat reproduksi dan ciri kelamin sekunder serta mendorong spermatogenesis.
2)   Luteinizing Hormone/LH
Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior. Fungsi LH adalah merangsang sel Leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada masa pubertas, androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder. Pada pria, awal pubertas antara usia 13 sampai 15 tahun terjadi peningkatan tinggi dan berat badan yang relatif cepat bersamaan dengan pertambahan lingkar bahu dan pertambahan panjang penis dan testis. Rambut pubis dan kumis serta jenggot mulai tumbuh. Pada masa ini, pria akan mengalami mimpi basah.
3)  Follicle Stimulating Hormone/FSH
Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior. FSH berfungsi untuk merangsang sel Sertoli menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk memulai proses spermatogenesis. Proses pemasakan spermatosit menjadi spermatozoa disebutspermiogenesis. Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama 2 hari.
4)      Estrogen
Estrogen dibentuk oleh sel-sel Sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel Sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.
5)      Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur metabolisme testis. Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.
6)      Hormon Gonadotropin
Hormon gonadotropin dihasilkan oleh hipotalamus. Hormon ini berfungsi untuk merangsang kelenjar hipofisa bagian depan (anterior) agar mengeluarkan hormon FSH dan LH.

2.      Sistem Reproduksi Wanita
a.      Organ reproduksi
Organ reproduksi wanita dibedakan menjadi organ reproduksi luar dan organ reproduksi dalam.
1)     Organ reproduksi luar
            Organ reproduksi luar terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut:
a)      Labia mayor (bibir luar vagina yang tebal) berlapiskan lemak.
b)      Mons veneris, pertemuan antara kedua bibir vagina dengan bagian atas yang tampak membukit.
c)      Labia minor (bibir kecil), yaitu sepasang lipatan kulit yang halus dan tipis, tidak dilapisi lemak.
d)      Klitoris, tonjolan kecil disebut juga kelentil.
e)      Orificium urethrae (muara saluran kencing), tepat dibawah klitoris.
f)       Himen (selaput dara), berlokasi dibawah saluran kencing yang mengelilingi lubang vagina.
2)     Organ reproduksi dalam
            Organ reproduksi dalam terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut:
a)   Indung telur (ovarium)
Ovarium berjumlah sepasang dan terletak dirongga perut, yaitu di daerah pinggang kiri dan kanan. Ovarium diselubungi oleh kapsul pelindung dan mengandung beberapa folikel. Tiap folikel mengandung satu sel telur yang diselubungi oleh satu atau lebih lapisan sel-sel folikel. Folikel adalah struktur seperti bulatan-bulatan yang mengelilingi oosit dan berfungsi menyediakan makanan dan mlindungi perkembangan sel telur.
b)  Oviduk (tuba fallopi)
Oviduk berjumlah sepasang. Saluran oviduk menghubungkan ovarium dengan rahim (uterus). Ujung oviduk berbentuk corong berjumbai-jumbai (fimbriae). Fibriae berfungsi menangkap ovum. Setelah ovum ditangkap oleh fibriae, kemudian diangkat oleh bagian oviduk yang menyempit dengan gerak peristaltik dinding tuba menuju ke rahim.
c)  Uterus (rahim)
Pada manusia, rahim hanya satu ruang dan berotot serta tebal. Pada wanita yang belum pernah melahirkan, ukuran rahim biasanya panjangnya 7 cm dan lebarnya 4-5 cm. Rahim bawah mengecil dan dinamakan leher rahim (serviks uteri) sedangkan bagian yang besar disebut badan rahim (korpus uteri). Rahim tersusun atas tiga lapisan, yaitu perimetrium, miometrium, dan endometrium.
Endometrium menghasilkan banyak lendir dan mengandung banyak pembuluh darah. Lapisan inilah yang mengalami penebalan yang akan mengelupas setiap bulannya bila tidak ada zigot (sel telur yang telah dibuahi) yang ditanamkan (implantasi).
d)     Vagina
Vagina ialah sebuah tabung berlapiskan otot yang membujur ke arah belakang dan atas. Dinding vagina lebih tipis daripada rahim dan banyak memiliki lipatan. Hal ini untuk mempermudah jalan kelahiran bayi. Vagina juga memiliki lendir yang dihasilkan oleh dinding vagina dan kelenjar Bartholin.


(a)

 
 

(b)
 
Gambar 4. Organ reproduksi wanita tampak dari (a) depan dan (b) samping
(Sumber: Campbell Jilid 9, 2011)


b.    Oogenesis
Proses pembentukan sel telur disebut oogenesis, proses ini berlangsung di dalam ovarium (indung telur). Sel telur berasal dari sel induk telur yang disebut oogonium. Dalam oogonium, terkandung kromoson sebanyak 23pasang. Sel-sel oogonium ini bersifat diploid. Di dalam ovarium ini, sel-sel oogonium membelah secara mitosis. Sel-sel oogonium (oosit primer) terbentuk sejak bayi lahir. Saat pubertas, oosit primer melakukan pembelahan meiosis menghasilkan oosit sekunder dan badan polar pertama (polosit primer). Proses ini terjadi dibawah pengaruh FSH (Follicle Stimulating Hormone).
 Oosit sekunder dikelilingi oleh folikel. Oosit yang terus berkembang, lama– kelamaan akan dipisahkan dari folikel-folikel disekelilingnya oleh zona pelusida. Dibawah pengaruh FSH, folikel-folikel ini membelah berkali-kali dan membentuk folikel de graaf (folikel yang telah masak). Kemudian sel-sel folikel ini memproduksi estrogen yang merangsang hipofisis untuk mensekresikan LH (Luteinizing Hormone). LH berfungsi mendorong terjadinya ovulasi. Kemudian oosit sekunder akan mengalami pembelahan lagi secara mitosis membentuk ootid dan badan kutub II. Selanjutnya ootid inilah yang akan berkembang menjadi ovum. Ovum yang dihasilkan dari proses ini hanya berjumlah satu. Agar bisa mengetahui dengan jelas proses tersebut, Perhatikan Gambar 5.

  

Gambar 5. Proses pembentukan sel telur
(Sumber: Campbell Jilid 9, 2011)

c.       Kontrol hormon pada sistem reproduksi wanita
Berjalannya sistem reproduksi wanita tidak terjadi dengan sendirinya, namun dipengaruhi oleh beberapa hormon. Hipotalamus akan menyekresikan hormon gonadotropin. Hormon gonadotropin merangsang kelenjar pituitari untuk menghasilkan hormon FSH. Hormon FSH merangsang pertumbuhan dan pematangan folikel di dalam ovarium. 
Pematangan folikel ini merangsang kelenjar ovarium mensekresikan hormon estrogen. Hormon estrogen berfungsi membantu pembentukan kelamin sekunder seperti tumbuhnya payudara, panggul membesar, dan ciri lainnya. Selain itu, estrogen juga membantu pertumbuhan lapisan endometrium pada dinding ovarium. Pertumbuhan endometrium memberikan tanda pada kelenjar pituitari agar menghentikan sekresi hormon FSH dan berganti dengan sekresi hormon LH.
Oleh stimulasi hormon LH, folikel yang sudah matang pecah menjadi korpus luteum. Saat seperti ini, ovum akan keluar dari folikel dan ovarium menuju uterus (terjadi ovulasi). Korpus luteum yang terbentuk segera menyekresikan hormon progesteron. Progesteron berfungsi menjaga pertumbuhan endometrium seperti pembesaran pembuluh darah dan pertumbuhan kelenjar endometrium yang menyekresikan cairan bernutrisi.
Apabila ovum pada uterus tidak dibuahi, hormon estrogen akan berhenti. Berikutnya, sekresi hormon LH oleh kelenjar pituitari juga berhenti. Akibatnya, korpus luteum tidak bisa melangsungkan sekresi hormon progesteron. Oleh karena hormon progesteron tidak ada, dinding rahim sedikit demi sedikit meluruh bersama darah. Darah ini akan keluar dari tubuh dan kita biasa menamakannya dengan siklus menstruasi.
d.      Menstruasi
Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi baik FSH-Estrogen atau LH-Progesteron.  Periode ini penting dalam hal reproduksi. Pada manusia, hal ini biasanya terjadi setiap bulan antara usia remajasampai menopause. Selain manusia, periode ini hanya terjadi pada primata-primata besar, sementarabinatang-binatang menyusui lainnya mengalami siklus estrus. Menstruasi dapat diartikan sebagai luruhnya ovum yang tidak dibuahi beserta lapisan dinding uterus yang terjadi secara periodic. Darah menstruasi sering disertai dengan jaringan-jaringan kecil yang bukan darah. Siklus menstruasi pada wanita terdiri atas 3 fase yaitu : (Lihat Gambar 6).
1)     Fase proliferasi
Fase ini dikendalikan oleh hormon estrogen maka disebut juga “fase estrogenic” fase ini dimulai pada hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus.Setiap bulan setelah haid, hipofisis anterior akan mensekresikan FSH (Follicle Stimulating Hormon). Hormon ini berpengaruh terhadap proses pertumbuhan dan pematangan ovum dan folikel graaf. Selama partumbuhan folikel menjadi folikel graaf terjadi proses pembentukan dan pengeluaran hormon estrogen. Estrogen berfungsi untuk membangun endometrium sehingga endometrium rahim menebal hingga 5-7 cm. selain itu, estrogen juga mempengaruhi kelenjar serviks untuk menghasilkan cairan encer.
2)     Fase sekresi (fase progesteron)
Fase ini terjadi pada hari ke-14 sampai hari ke-28 dari siklus. Folikel graaf yang pecah pada saat ovulasi berubah menjadi korpus rubrum yang mengandung banyak darah. Adanya LH menyebabkan korpus rubrum berubah menjadi korpus luteum (badan kuning). Korpus luteum mensekresikan hormon progesterone. Selama fase sekresi, endometrium terus menebal. Arteri-arteri membesar dan kelenjar endometrium tumbuh. Perubahan pada endometrium dipengaruhi oleh hrmon estrogen dan progesteron yang disekresiksn oleh korpus luteum sesudah ovulasi. Jika tidak terjadi kehamilan, maka korpus luteum akan berdegenerasi sehingga progesterone dan estrogenmenurun bahkan sampai hilang.
3)      Fase menstruasi
Fase ini berlangsung selama 4-6 hari dalam satu siklus. Karena hormon progesteron dan estrogen berhenti dikeluarkan, maka endometrium mengalami degenerasi. Darah mucus, dan sel-sel epitel dikeluarkan sebagai darah haid dari rongga uterus ke vagna. Dengan menurun dan hilangnyaprogesteron dan estrogen, FSH aktif diproduksi lagi, dan siklus dimulai kembali.

Gambar 6. Siklus menstruasi
(Sumber: Campbell Jilid 9, 2011)




REFERENSI MATERI

Anonim. 2013.Reproduksi Pria dan Wanita.  Tersedia (Online): http://reproduksiwanita.com/anatomi-reproduksi-pria-dan-wanita

Campbell, dkk. 2011. Campbell Biologi Edisi Kesembilan Jilid 9.America.

Pratiwi, dkk. 2007. Biologi Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga

Rochmah, Siti N., dkk. 2009. Biologi SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar