B.
URAIAN MATERI
1.
Deskripsi Singkat
Reproduksi
adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru. Tujuannya
adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah.
Pada manusia untuk menghasilkan keturunan yang baru diawali dengan peristiwa
fertilisasi. Sehingga dengan demikian reproduksi pada manusia dilakukan dengan
cara generatif atau seksual.
2.
Kompetensi
Dasar
Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan
proses yang meliputi pembentukan sel kelamin, ovulasi, menstruasi, fertilisasi,
kehamilan, dan pemberian ASI, serta kelainan penyakit yang dapat terjadi pada
sistem reproduksi manusia.
Kompetensi inti :
Mengidentifikasi dan menjelaskan struktur, dan
fungsi organ reproduksi pada manusia.
3.
Penyajian
1. Sistem
Reproduksi Pria
a. Organ reproduksi
Alat
kelamin pria berfungsi menghasilkan gamet jantan, yaitu spermatozoa (sperma).
Alat kelamin pria dibedakan menjadi alat kelamin dalam (internal) dan alat
kelamin luar(eksternal).
1) Organ Internal
Alat kelamin dalam terdiri atas:
a) Testis
Testis
atau buah zakar adalah bagian dari organ reproduksi pria, terletak di bawah
penis, dalam scrotum (kantung zakar). Testis merupakan organ kecil dengan
diameter sekitar 5 cm pada orang dewasa. Testis membutuhkan suhu lebih rendah
dari suhu badan (36,7oC) agar dapat berfungsi secara optimal. Oleh
karena itu, testis terletak di luar tubuh di dalam suatu kantong yang disebut
skrotum.
Pria
memiliki sepasang testis yang berbentuk oval berada di kiri dan kanan untuk
memproduksi sperma. Sepasang testis ini dibungkus oleh lipatan kulit berbentuk
kantung yang disebut kantung zakar (skrotum). Fungsi testis adalah alat untuk
menghasilkan sperma dan hormon kelamin jantan yang disebut testoteron.
Hormon inilah yang membuat ‘sifat jantan’, seperti otot-otot yang menonjol,
suara besar, dan sebagainya.
Didalam
testis terdapat saluran-saluran halus yang disebut tubulus seminiferus yang
merupakan tempat pembentukan spermatozoa. Di belakang masing-masing terdapat
epididimis. Dari masa puber (akil balig) sampai sepanjang hidupnya pria
memproduksi sperma setiap waktu. Testis merupakan tempat pembentukan sel
kelamin jantan (spermatozoa) dan hormon kelamin (testosteron). Pada testis
terdapat pembuluh-pembuluh halus yang disebut tubulus seminiferus.
Pada dinding tubulus seminiferus terdapat calon-calon sperma (spermatogonium
yang diploid. Di antara tubulus seminiferus terdapat sel-sel intertisisial yang
menghasilkan hormon testosteron dan hormon kelamin jantan lainnya. Selain itu,
terdapat pula sel-sel berukuran besar yang berfungsi menyediakan makanan bagi
spermatozoa, sel ini disebut sel sertoli. Hormon testosteron ini
juga akan menentukan sikap mental seorang laki-laki, serta penampilan
kejantanan tubuhnya. Tanpa hormon ini seorang laki-laki akan berkulit lembut,
lemah gemulai, seperti ciri-ciri seorang wanita.
Gambar 1. Struktur reproduksi
pria tampak depan
(Sumber: Campbell Jilid 9, 2011)
b) Saluran
pengeluaran
Saluran pengeluaran
pada organ reproduksi dalam alat reproduksi pria terdiri atas saluran
epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi, dan uretra.
1. Saluran
epididimis
Saluran ini berjumlah
sepasang dan merupakan saluran yang berkelok-kelok yang keluar dari testis.
Saluran epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai
sperma matang dan bergerak ke vas deferens.
2. Vas
deferens
Vas deferens merupakan
sambungan dari epididimis. Saluran ini tidak menempel pada testis dan ujung
salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat. Fungsi saluran ini adalah
sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju kantung semen
(kantung mani/vesikula seminalis).Vas deferens menghasilkan sekret dan
kelenjar, Fungsi dari sekret ini antara lain seperti berikut:
v Menyediakan zat gizi
yang dibutuhkan oleh spermatozoa, seperti karbohidrat, vitamin, dan asam amino.
Karbohidrat yang dibutuhkan dalam bentuk fruktosa.
v Sekret bersifat basa
yaitu memiliki pH 7,2–7,4, sehingga dapat menetralkan asam yang terdapat di
liang senggama wanita. Karena spermatozoa dapat mati jika berada pada pH asam.
v Sekret mengandung
lendir pelumas dan zat yang disebut prostaglandin yang dapat merangsang
pergerakan dinding rahim Sperma bersama sekret inilah yang disebut dengan air
mani atau semen. Di dalam vas deferens, sperma dapat bertahan hidup selama 6
minggu, tetapi apabila berada pada tubuh wanita hanya bertahan selama 1-2 hari.
3. Saluran ejakulasi
Saluran
ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung semen dengan
uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam
uretra.
4. Uretra
Uretra
adalah saluran yang menghubungkan kantung kemih ke lingkungan luar tubuh.
Uretra berfungsi sebagai saluran pembuangan baik pada sistem kemih atau
ekskresi maupun pada sistem seksual. Pada pria, uretra berfungsi juga dalam
sistem reproduksi sebagai saluran pengeluaran air mani. Pada pria, panjang
uretra sekitar 20 cm dan berakhir pada akhir penis
c) Kelenjar
kelamin laki-laki
Saluran kelamin
dilengkapi dengan tiga kelenjar yang dapat mengeluarkan getah atau semen.
Kelenjar-kelenjar ini, antara lain vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan
kelenjar bulbouretral (Cowper).
1. Vesikula seminalis
Vesikula
seminalis terletak di belakang kantung kemih disebut juga kantung semen.
Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan yang merupakan
sumber makanan bagi sperma. Vesikula seminalis berjumlah sepasang dan terletak
di atas dan bawah kandung kemih. Vesikula seminalis menghasilkan 60% dari
volume total semen. Cairan dari vesikula seminalis berwarna jernih, kental
mengandung lendir, asam amino, dan fruktosa. Cairan ini berfungsi memberi makan
sperma. Selain itu, vesikula seminalis juga mengekskresikan prostaglandin yang
berfungsi membuat otot uterin berkontraksi untuk mendorong sperma mencapai
uterus.
2. Kelenjar prostat
Kelenjar
prostat terletak di bawah kantung kemih dan merupakan pertemuan antara uretra
dengan vas deferens. Kelenjar prostat berukuran lebih besar dibandingkan dua
kelenjar lainnya. Cairan yang dihasilkan encer seperti susu dan bersifat
alkalis sehingga dapat menyeimbangkan keasaman residu urin di uretra dan
keasaman vagina. Cairan ini langsung bermuara ke uretra lewat beberapa saluran
kecil.
3. Kelenjar
bulbouretral atau kelenjar Cowper.
Kelenjar
ini kecil, berjumlah sepasang, dan terletak di sepanjang uretra. Cairan
kelenjar ini kental dan disekresikan sebelum penis mengeluarkan sperma dan
semen. Kelenjar Cowper terletak di belakang kelenjar prostat dan langsung
menuju uretra. Kelenjar prostat dan kelenjar Cowper berfungsi untuk
menghasilkan sekret (hasil produksi kelenjar) untuk memberi nutrisi dan
mempermudah gerakan spermatozoa.
2) Organ
Eksternal
Alat
kelamin luar pria, yaitu berupa penis dan skrotum. Penis adalah organ yang
berperan untuk kopulasi (persetubuhan). Kopulasi adalah penyimpanan sperma dari
alat kelamin jantan (pria) ke dalam alat kelamin betina (wanita). Penis pada
pria dapat mengalami ereksi. Ereksi adalah penegangan dan pengembangan penis
karena terisinya saluran penis oleh darah. Skrotum pada pria di kenal dengan
buah zakar. Di dalam buah zakar ini terdapat testis.
a) Penis
Penis
(dari bahasa Latin phallus yang artinya ekor) adalah alat kelamin
jantan dan juga berfungsi sebagai organ eksternal untuk urinasi. Penis terdiri
atas tiga rongga yang berisi jaringan spons. Uretra pada penis dikelilingi oleh
jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh darah dan
ujung-ujung saraf perasa. Bila ada suatu rangsangan, maka rongga tersebut akan
terisi penuh oleh darah sehingga penis menjadi tegang dan mengembang (ereksi).
b) Scrotum
(kantung zakar)
Scrotum
merupakan kantung yang di dalamnya berisi testis. Scrotum berjumlah sepasang,
yaitu scrotum kanan dan scrotum kiri. Di antara scrotum kanan dan scrotum kiri
dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos.
Gambar 2.Struktur alat reproduksi pria
(Sumber: Campbell Jilid 9, 2011)
b. Spermatogenesis
Spermatogenesis
merupakan proses pembentukan dan pematangan spermatozoa (sel benih pria).
Spermatogenesis dimulai dengan pertumbuhan spermatogonium menjadi sel yang
lebih besar disebut spermatosit primer. Sel-sel ini membelah secara mitosis
menjadi dua spermatosit sekunder yang sama besar, kemudian mengalami pembelahan
meiosis menjadi empat spermatid yang sama besar. Spermatid adalah sebuah sel
bundar dengan sejumlah besar protoplasma dan merupakan gamet dewasa dengan
sejumlah kromosom haploid. Proses ini berlangsung dalam testis (buah zakar) dan
lamanya sekitar 72 hari. Proses spermatogenesis sangat bergantung pada
mekanisme hormonal tubuh.
Spermatozoa
(sperma) yang normal memiliki kepala dan ekor, di mana kepala mengandung materi
genetik DNA, dan ekor yang merupakan alat pergerakan sperma. Sperma yang matang
memiliki kepala dengan bentuk lonjong dan datar serta memiliki ekor
bergelombang yang berguna mendorong sperma memasuki air mani. Kepala sperma
mengandung inti yang memiliki kromosom dan juga memiliki struktur yang disebut akrosom. Akrosom
mampu menembus lapisan jelly yang mengelilingi telur dan membuahinya bila
perlu. Sperma diproduksi oleh organ yang bernama testis dalam kantung zakar.
Hal ini menyebabkan testis terasa lebih dingin dibandingkan anggota tubuh
lainnya. Pembentukan sperma berjalan lambat pada suhu normal, tapi
terus-menerus terjadi pada suhu yang lebih rendah dalam kantung zakar.
Pada
tubulus seminiferus testis terdapat sel-sel induk spermatozoa atau
spermatogonium. Selain itu juga terdapat sel Sertoli yang berfungsi memberi
makan spermatozoa juga sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus.
Sel Leydig berfungsi menghasilkan testosteron. Spermatogonium berkembang
menjadi sel spermatosit primer. Sel spermatosit primer bermiosis menghasilkan
spermatosit sekunder. Spermatosit sekunder membelah lagi menghasilkan
spermatid. Spermatid berdeferensiasi menjadi spermatozoa masak. Bila
spermatogenesis sudah selesai, maka ABP(Androgen Binding Protein) testosteron
tidak diperlukan lagi, sel Sertoli akan menghasilkan hormon inhibin untuk
memberi umpan balik kepada hiposis agar menghentikan sekresi FSH dan LH.
Kemudian spermatozoa akan keluar melalui uretra bersama-sama dengan cairan yang
dihasilkan oleh kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar
Cowper. Spermatozoa bersama cairan dari kelenjar-kelenjar tersebut dikenal
sebagai semen atau air mani. Pada waktu ejakulasi, seorang laki-laki dapat
mengeluarkan 300 – 400 juta sel spermatozoa. Pada laki-laki, spermatogenesis
terjadi seumur hidup dan pelepasan spermatozoa dapat terjadi setiap saat.
Pada
akhir proses, terjadi pertumbuhan dan perkembangan atau diferensiasi yang
rumit, tetapi bukan pembelahan sel, yaitu mengubah spermatid menjadi sperma
yang fungsional. Nukleus mengecil dan menjadi kepala sperma, sedangkan sebagian
besar sitoplasma dibuang. Sperma ini mengandung enzim yang memegang peranan
dalam menembus membran sel telur.
|
Gambar 3. Proses spermatogenesis
|
|
(Sumber: Campbell Jilid 9, 2011)
|
Spermatogenesis
terjadi secara diklik di semua bagian tubulus seminiferus. Di setiap satu
bagian tubulus, berbagai tahapan tersebut berlangsung secara berurutan. Pada bagian
tubulus yang berdekatan, sel cenderung berada dalam satu tahapan lebih maju
atau lebih dini. Pada manusia, perkembangan spermatogonium menjadi sperma
matang membutuhkan waktu 16 hari. Spermatogenesis dipengaruhi oleh hormon
gonadotropin, Follicle Stimulating Hormone (FSH), Luteinizing
hormone (LH), dan hormon testosteron.
Hal
yang mengagumkan dari kerja tubulus seminiferus adalah mampu memproduksi sperma
setiap hari sekitar 100 juta spermatozoa. Jumlah yang normal spermatozoa
berkisar antara 35–200 juta, tetapi mungkin pada seseorang hanya memproduksi
kurang dari 20 juta, maka orang tersebut dapat dikatakan kurang subur. Biasanya
faktor usia sangat berpengaruh terhadap produksi sperma. Seorang laki-laki yang
berusia lebih dari 55 tahun produksi spermanya berangsur-angsur menurun. Pada
usia di atas 90 tahun, seseorang akan kehilangan tingkat kesuburan. Selain
usia, faktor lain yang mengurangi kesuburan adalah frekuensi melakukan
hubungan kelamin. Seseorang yang sering melakukan hubungan kelamin akan berkurang
kesuburannya. Hal ini disebabkan karena sperma belum sempat dewasa sehingga
tidak dapat membuahi sel telur. Berkebalikan dengan hal itu, apabila sperma
tidak pernah dikeluarkan maka spermatozoa yang telah tua akan mati lalu diserap
oleh tubuh.
c. Hormon
reproduksi pada pria
Proses pembentukan
spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon. Hormon-hormon tersebut
adalah sebagai berikut:
1) Testosteron
Testosteron
adalah hormon yang bertanggung jawab terhadap pertumbuhan seks sekunder pria seperti
pertumbuhan rambut di wajah (kumis dan jenggot), pertambahan massa otot, dan
perubahan suara. Hormon ini diproduksi di testis, yaitu di sel Leydig.
Produksinya dipengaruhi oleh FSH (Follicle Stimulating Hormone),
yang dihasilkan oleh hipofisis. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan
sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk
membentuk spermatosit sekunder. Hormon ini berfungsi merangsang perkembangan
organ seks primer pada saat embrio, mempengaruhi perkembangan alat reproduksi
dan ciri kelamin sekunder serta mendorong spermatogenesis.
2) Luteinizing
Hormone/LH
Hormon
ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior. Fungsi LH adalah merangsang
sel Leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada masa pubertas, androgen/testosteron
memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder. Pada pria, awal pubertas antara usia
13 sampai 15 tahun terjadi peningkatan tinggi dan berat badan yang relatif
cepat bersamaan dengan pertambahan lingkar bahu dan pertambahan panjang penis
dan testis. Rambut pubis dan kumis serta jenggot mulai tumbuh. Pada masa ini,
pria akan mengalami mimpi basah.
3) Follicle
Stimulating Hormone/FSH
Hormon
ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior. FSH berfungsi untuk merangsang
sel Sertoli menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang akan memacu
spermatogonium untuk memulai proses spermatogenesis. Proses pemasakan
spermatosit menjadi spermatozoa disebutspermiogenesis. Spermiogenesis
terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama 2 hari.
4) Estrogen
Estrogen
dibentuk oleh sel-sel Sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel Sertoli juga
mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan
estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua
hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.
5) Hormon
Pertumbuhan
Hormon
pertumbuhan diperlukan untuk mengatur metabolisme testis. Hormon pertumbuhan
secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.
6) Hormon
Gonadotropin
Hormon
gonadotropin dihasilkan oleh hipotalamus. Hormon ini berfungsi untuk merangsang
kelenjar hipofisa bagian depan (anterior) agar mengeluarkan hormon FSH dan LH.
2. Sistem Reproduksi Wanita
a. Organ reproduksi
Organ
reproduksi wanita dibedakan menjadi organ reproduksi luar dan organ reproduksi
dalam.
1) Organ reproduksi luar
Organ
reproduksi luar terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut:
a) Labia mayor (bibir luar vagina yang tebal)
berlapiskan lemak.
b) Mons veneris, pertemuan antara kedua bibir
vagina dengan bagian atas yang tampak membukit.
c) Labia minor (bibir kecil), yaitu sepasang
lipatan kulit yang halus dan tipis, tidak dilapisi lemak.
d) Klitoris, tonjolan kecil disebut juga
kelentil.
e) Orificium urethrae (muara saluran kencing),
tepat dibawah klitoris.
f) Himen (selaput dara), berlokasi dibawah
saluran kencing yang mengelilingi lubang vagina.
2) Organ reproduksi dalam
Organ
reproduksi dalam terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut:
a) Indung telur (ovarium)
Ovarium
berjumlah sepasang dan terletak dirongga perut, yaitu di daerah pinggang kiri
dan kanan. Ovarium diselubungi oleh kapsul pelindung dan mengandung beberapa
folikel. Tiap folikel mengandung satu sel telur yang diselubungi oleh satu atau lebih lapisan sel-sel folikel.
Folikel adalah struktur seperti bulatan-bulatan yang mengelilingi oosit dan
berfungsi menyediakan makanan dan mlindungi perkembangan sel telur.
b) Oviduk (tuba fallopi)
Oviduk
berjumlah sepasang. Saluran oviduk menghubungkan ovarium dengan rahim (uterus).
Ujung oviduk berbentuk corong berjumbai-jumbai (fimbriae). Fibriae berfungsi
menangkap ovum. Setelah ovum ditangkap oleh fibriae, kemudian diangkat oleh
bagian oviduk yang menyempit dengan gerak peristaltik dinding tuba menuju ke
rahim.
c) Uterus (rahim)
Pada
manusia, rahim hanya satu ruang dan berotot serta tebal. Pada wanita yang belum
pernah melahirkan, ukuran rahim biasanya panjangnya 7 cm dan lebarnya 4-5 cm.
Rahim bawah mengecil dan dinamakan leher rahim (serviks uteri) sedangkan bagian
yang besar disebut badan rahim (korpus uteri). Rahim tersusun atas tiga lapisan,
yaitu perimetrium, miometrium, dan endometrium.
Endometrium
menghasilkan banyak lendir dan mengandung banyak pembuluh darah. Lapisan inilah
yang mengalami penebalan yang akan mengelupas setiap bulannya bila tidak ada
zigot (sel telur yang telah dibuahi) yang ditanamkan (implantasi).
d) Vagina
Vagina
ialah sebuah tabung berlapiskan otot yang membujur ke arah belakang dan atas.
Dinding vagina lebih tipis daripada rahim dan banyak memiliki lipatan. Hal ini
untuk mempermudah jalan kelahiran bayi. Vagina juga memiliki lendir yang
dihasilkan oleh dinding vagina dan kelenjar Bartholin.
|
(a)
|
|
(b)
|
|
Gambar 4. Organ reproduksi wanita tampak dari (a) depan dan (b)
samping
|
|
(Sumber: Campbell Jilid 9, 2011)
|
b. Oogenesis
Proses
pembentukan sel telur disebut oogenesis, proses ini berlangsung di dalam
ovarium (indung telur). Sel telur berasal dari sel induk telur
yang disebut oogonium. Dalam oogonium, terkandung kromoson sebanyak
23pasang. Sel-sel oogonium ini bersifat diploid. Di dalam ovarium ini,
sel-sel oogonium membelah secara mitosis. Sel-sel oogonium (oosit
primer) terbentuk sejak bayi lahir. Saat pubertas, oosit primer melakukan
pembelahan meiosis menghasilkan oosit sekunder dan badan polar pertama (polosit
primer). Proses ini terjadi dibawah pengaruh FSH (Follicle Stimulating
Hormone).
Oosit sekunder dikelilingi oleh folikel. Oosit
yang terus berkembang, lama– kelamaan akan dipisahkan dari folikel-folikel
disekelilingnya oleh zona pelusida. Dibawah pengaruh FSH, folikel-folikel ini
membelah berkali-kali dan membentuk folikel de graaf (folikel
yang telah masak). Kemudian sel-sel folikel ini memproduksi estrogen yang
merangsang hipofisis untuk mensekresikan LH (Luteinizing Hormone). LH
berfungsi mendorong terjadinya ovulasi. Kemudian oosit sekunder akan mengalami
pembelahan lagi secara mitosis membentuk ootid dan badan kutub II. Selanjutnya
ootid inilah yang akan berkembang menjadi ovum. Ovum yang dihasilkan dari
proses ini hanya berjumlah satu. Agar bisa mengetahui dengan jelas proses
tersebut, Perhatikan Gambar 5.
|
Gambar 5. Proses pembentukan sel telur
|
|
(Sumber: Campbell Jilid 9, 2011)
|
c. Kontrol hormon pada sistem reproduksi wanita
Berjalannya
sistem reproduksi wanita tidak terjadi dengan sendirinya, namun dipengaruhi
oleh beberapa hormon. Hipotalamus akan menyekresikan hormon gonadotropin.
Hormon gonadotropin merangsang kelenjar pituitari untuk menghasilkan hormon
FSH. Hormon FSH merangsang pertumbuhan dan pematangan folikel di dalam ovarium.
Pematangan
folikel ini merangsang kelenjar ovarium mensekresikan hormon estrogen. Hormon
estrogen berfungsi membantu pembentukan kelamin sekunder seperti tumbuhnya payudara,
panggul membesar, dan ciri lainnya. Selain itu, estrogen juga membantu
pertumbuhan lapisan endometrium pada dinding ovarium. Pertumbuhan endometrium
memberikan tanda pada kelenjar pituitari agar menghentikan sekresi hormon FSH
dan berganti dengan sekresi hormon LH.
Oleh
stimulasi hormon LH, folikel yang sudah matang pecah menjadi korpus luteum.
Saat seperti ini, ovum akan keluar dari folikel dan ovarium menuju uterus
(terjadi ovulasi). Korpus luteum yang terbentuk segera menyekresikan hormon
progesteron. Progesteron berfungsi menjaga pertumbuhan endometrium seperti
pembesaran pembuluh darah dan pertumbuhan kelenjar endometrium yang
menyekresikan cairan bernutrisi.
Apabila ovum pada
uterus tidak dibuahi, hormon estrogen akan berhenti. Berikutnya, sekresi hormon
LH oleh kelenjar pituitari juga berhenti. Akibatnya, korpus luteum tidak bisa
melangsungkan sekresi hormon progesteron. Oleh karena hormon progesteron tidak
ada, dinding rahim sedikit demi sedikit meluruh bersama darah. Darah ini akan
keluar dari tubuh dan kita biasa menamakannya dengan siklus menstruasi.
d. Menstruasi
Menstruasi atau
haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara
berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi baik FSH-Estrogen atau
LH-Progesteron. Periode ini penting dalam hal reproduksi. Pada manusia, hal ini biasanya terjadi setiap bulan antara
usia remajasampai menopause. Selain manusia, periode ini hanya terjadi
pada primata-primata besar, sementarabinatang-binatang
menyusui lainnya
mengalami siklus estrus. Menstruasi dapat diartikan sebagai luruhnya ovum yang tidak
dibuahi beserta lapisan dinding uterus yang terjadi secara periodic. Darah
menstruasi sering disertai dengan jaringan-jaringan kecil yang bukan
darah. Siklus menstruasi pada wanita terdiri atas 3 fase yaitu
: (Lihat Gambar 6).
1) Fase proliferasi
Fase
ini dikendalikan oleh hormon estrogen maka disebut juga “fase estrogenic” fase
ini dimulai pada hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus.Setiap bulan setelah
haid, hipofisis anterior akan mensekresikan FSH (Follicle Stimulating Hormon).
Hormon ini berpengaruh terhadap proses pertumbuhan dan pematangan ovum dan
folikel graaf. Selama partumbuhan folikel menjadi folikel graaf terjadi proses
pembentukan dan pengeluaran hormon estrogen. Estrogen berfungsi untuk membangun
endometrium sehingga endometrium rahim menebal hingga 5-7 cm. selain itu,
estrogen juga mempengaruhi kelenjar serviks untuk menghasilkan cairan encer.
2) Fase sekresi (fase progesteron)
Fase
ini terjadi pada hari ke-14 sampai hari ke-28 dari siklus. Folikel graaf yang
pecah pada saat ovulasi berubah menjadi korpus rubrum yang
mengandung banyak darah. Adanya LH menyebabkan korpus rubrum berubah menjadi korpus
luteum (badan kuning). Korpus luteum mensekresikan hormon
progesterone. Selama fase sekresi, endometrium terus menebal.
Arteri-arteri membesar dan kelenjar endometrium tumbuh. Perubahan pada
endometrium dipengaruhi oleh hrmon estrogen dan progesteron yang disekresiksn
oleh korpus luteum sesudah ovulasi. Jika tidak terjadi kehamilan, maka korpus
luteum akan berdegenerasi sehingga progesterone dan estrogenmenurun bahkan
sampai hilang.
3) Fase menstruasi
Fase
ini berlangsung selama 4-6 hari dalam satu siklus. Karena hormon progesteron
dan estrogen berhenti dikeluarkan, maka endometrium mengalami degenerasi. Darah
mucus, dan sel-sel epitel dikeluarkan sebagai darah haid dari rongga uterus ke
vagna. Dengan menurun dan hilangnyaprogesteron dan estrogen, FSH aktif
diproduksi lagi, dan siklus dimulai kembali.
|
Gambar 6. Siklus menstruasi
|
|
(Sumber: Campbell Jilid 9, 2011)
REFERENSI MATERI
|
Anonim.
2013.Reproduksi Pria dan Wanita. Tersedia (Online): http://reproduksiwanita.com/anatomi-reproduksi-pria-dan-wanita
Campbell, dkk. 2011. Campbell Biologi
Edisi Kesembilan Jilid 9.America.
Pratiwi, dkk. 2007. Biologi Untuk SMA
Kelas XI. Jakarta: Erlangga
Rochmah,
Siti N., dkk. 2009. Biologi SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.







Tidak ada komentar:
Posting Komentar